Anoreksia: Mengenal Gangguan Makan Serius yang Mengancam Jiwa

Anoreksia atau dalam istilah medis disebut Anorexia Nervosa merupakan salah satu jenis gangguan makan yang ditandai dengan keengganan untuk mempertahankan berat badan yang sehat, ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan, serta pandangan yang menyimpang terhadap bentuk dan ukuran tubuh.
Gangguan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memiliki implikasi serius terhadap kesehatan mental. Anoreksia sering kali muncul pada remaja dan dewasa muda, terutama perempuan, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada pria.
Pengertian Anoreksia
Anoreksia bukan sekadar keinginan untuk menjadi kurus, melainkan suatu kondisi psikologis yang kompleks. Penderitanya merasa bahwa nilai dirinya sangat ditentukan oleh berat badannya. Ini menyebabkan mereka melakukan berbagai cara ekstrem untuk menghindari penambahan berat badan, termasuk membatasi makan secara drastis, olahraga berlebihan, hingga menggunakan obat pencahar.
Menurut American Psychiatric Association (APA) , Anorexia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan pembatasan asupan energi relatif terhadap kebutuhan, yang menyebabkan berat badan sangat rendah.
Gejala Anoreksia
Gejala anoreksia dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu gejala fisik dan gejala psikologis.
Gejala Fisik:
- Berat badan yang jauh di bawah normal
- Tubuh terasa lemas atau mudah lelah
- Rambut rontok dan kuku rapuh
- Kulit kering atau menguning
- Rasa dingin yang terus-menerus
- Gangguan menstruasi pada wanita
Gejala Psikologis dan Perilaku:
- Ketakutan ekstrem terhadap kenaikan berat badan
- Citra tubuh yang menyimpang (melihat diri lebih gemuk dari kenyataan)
- Penolakan untuk makan di depan orang lain
- Sering berdiri di depan cermin dan mengkritik tubuh sendiri
- Pola makan yang sangat terbatas
Penyebab Anoreksia
Tidak ada satu penyebab pasti dari anoreksia, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya:
1. Faktor Biologis
Ada bukti bahwa faktor genetik berperan dalam gangguan ini. Orang dengan riwayat keluarga gangguan makan atau kondisi kesehatan mental lain seperti depresi atau kecemasan lebih berisiko mengalami anoreksia.
2. Faktor Psikologis
Individu dengan kepribadian perfeksionis, harga diri rendah, atau trauma masa kecil lebih rentan mengembangkan gangguan ini.
3. Faktor Sosial dan Budaya
Tekanan sosial untuk memiliki tubuh ideal, terutama yang dipengaruhi oleh media dan standar kecantikan yang tidak realistis, juga menjadi penyebab umum.
📚 Baca Juga
- Produk AFC Life Science yang Bisa Menyembuhkan Penyakit Polio: Solusi Alami dan Inovatif
- Dampak Mikrobioma Usus Terhadap Kesehatan Mental Anda
- Mengenal Optical Coherence Tomography (OCT): Teknologi Canggih untuk Diagnostik Non-Invasif
- Produk AFC Life Science yang Menyembuhkan Cystic Fibrosis: Harapan Baru dalam Dunia Medis
- Skrotum: Anatomi, Fungsi, dan Gangguan Kesehatan yang Perlu Diketahui
Dampak Anoreksia terhadap Kesehatan
Anoreksia dapat menyebabkan kerusakan organ yang serius jika tidak ditangani. Tubuh yang kekurangan nutrisi dalam jangka panjang akan mulai memecah jaringan otot, termasuk jantung. Beberapa komplikasi kesehatan akibat anoreksia antara lain:
- Osteoporosis
- Anemia
- Gangguan ginjal dan hati
- Denyut jantung melambat (bradikardia)
- Penurunan tekanan darah
- Risiko kematian yang meningkat
Menurut data dari National Eating Disorders Association (NEDA) , anoreksia memiliki tingkat kematian tertinggi dibanding gangguan kejiwaan lainnya.
Cara Mendiagnosis Anoreksia
Diagnosis anoreksia biasanya dilakukan oleh profesional medis atau psikiater dengan mengacu pada kriteria yang ditetapkan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Pemeriksaan meliputi:
- Evaluasi riwayat kesehatan dan kebiasaan makan
- Pemeriksaan fisik
- Tes laboratorium untuk mengetahui kondisi organ dalam
- Wawancara psikologis
Penanganan dan Pengobatan Anoreksia
Penanganan anoreksia membutuhkan pendekatan multidisipliner yang melibatkan dokter, ahli gizi, dan psikolog. Tujuan utama pengobatan adalah:
1. Menormalkan Berat Badan
Mengembalikan berat badan ke angka yang sehat adalah langkah awal. Ini dilakukan dengan rencana makan yang disesuaikan kebutuhan kalori harian dan pemantauan rutin.
2. Terapi Psikologis
Terapi perilaku kognitif (CBT) terbukti efektif dalam membantu pasien memahami pola pikir negatif dan membangun citra tubuh yang sehat. Selain itu, terapi keluarga juga sering diterapkan, terutama pada remaja.
3. Obat-obatan
Meski tidak ada obat khusus untuk anoreksia, beberapa jenis antidepresan atau obat antikecemasan dapat diberikan untuk membantu mengatasi gangguan mental yang menyertai.
4. Perawatan Inap
Dalam kasus yang berat, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan, terutama jika terjadi komplikasi serius atau berat badan terlalu rendah hingga mengancam nyawa.
Pencegahan Anoreksia
Pencegahan anoreksia melibatkan berbagai pendekatan, termasuk:
- Edukasi mengenai pola makan sehat dan citra tubuh positif sejak usia dini
- Mengurangi tekanan sosial terhadap standar tubuh ideal
- Deteksi dini pada individu yang menunjukkan gejala awal
- Dukungan keluarga dan lingkungan sekitar
Testimoni dan Kutipan Ahli
Menurut Dr. Cynthia Bulik, seorang profesor di bidang gangguan makan dari University of North Carolina , “Anoreksia adalah kondisi yang kompleks dan sangat serius. Tidak bisa dianggap sebagai masalah kehendak semata, melainkan penyakit yang membutuhkan perhatian medis dan psikologis yang terintegrasi”.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa gangguan makan, termasuk anoreksia, telah meningkat secara signifikan dalam dua dekade terakhir, khususnya di kalangan remaja perempuan.
Kesimpulan
Anoreksia merupakan gangguan makan serius yang bisa berdampak luas pada kesehatan fisik dan mental. Penting bagi kita untuk memahami gejala, penyebab, dan cara penanganannya agar bisa memberikan dukungan yang tepat kepada penderita. Dengan pendekatan yang tepat, pengidap anoreksia dapat pulih dan menjalani hidup yang sehat kembali.
Sebagai masyarakat, kita juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental, termasuk tidak menstigma bentuk tubuh dan mendorong pola hidup sehat secara keseluruhan.
Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam mengenai anoreksia serta membantu dalam upaya pencegahan dan penanganannya.