Mengenal Optical Coherence Tomography (OCT): Teknologi Canggih untuk Diagnostik Non-Invasif

Optical Coherence Tomography atau disingkat OCT adalah salah satu teknologi pencitraan medis yang mengalami perkembangan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Teknologi ini memberikan gambaran visual beresolusi tinggi dari jaringan biologis, khususnya jaringan yang transparan atau semi-transparan seperti retina mata. OCT telah menjadi alat utama dalam bidang oftalmologi, kardiologi, dermatologi, dan beberapa cabang medis lainnya.
Apa Itu Optical Coherence Tomography (OCT)?
Optical Coherence Tomography (OCT) adalah teknik pencitraan non-invasif yang memanfaatkan cahaya untuk mengambil gambar beresolusi tinggi dari struktur internal jaringan tubuh. Teknologi ini bekerja berdasarkan prinsip interferometri cahaya dengan panjang gelombang yang sangat pendek, biasanya di wilayah spektrum cahaya inframerah dekat.
Menurut American Academy of Ophthalmology (AAO) , OCT memungkinkan dokter untuk melihat detail mikroskopik dari lapisan retina tanpa perlu pembedahan. “OCT sangat penting dalam memantau penyakit degeneratif seperti degenerasi makula dan retinopati diabetik”, sebut AAO.
Cara Kerja Optical Coherence Tomography
OCT bekerja dengan cara memancarkan cahaya ke dalam jaringan dan mengukur waktu yang dibutuhkan cahaya untuk kembali ke sensor setelah dipantulkan dari berbagai lapisan jaringan. Hasil dari proses ini adalah gambar penampang jaringan dengan resolusi mikron, mirip seperti ultrasonografi namun menggunakan cahaya, bukan gelombang suara.
Langkah-langkah Umum Prosedur OCT:
- Pasien diminta untuk duduk di depan alat OCT.
- Mata difokuskan pada titik cahaya tertentu.
- Cahaya dari alat dipancarkan ke retina atau jaringan target lainnya.
- Refleksi cahaya dianalisis oleh komputer untuk membuat gambar penampang beresolusi tinggi.
Aplikasi OCT dalam Dunia Medis
1. Oftalmologi
OCT paling umum digunakan dalam oftalmologi. Penggunaan utamanya termasuk diagnosis dan pemantauan:
- Degenerasi makula terkait usia (AMD)
- Retinopati diabetik
- Glaukoma
- Edema makula
- Lubang makula
Menurut National Eye Institute (NEI) , OCT telah membantu dokter dalam mendeteksi kelainan retina sebelum pasien mengalami gejala serius.
2. Kardiologi
Dalam kardiologi, OCT digunakan untuk pencitraan pembuluh darah koroner guna mendeteksi plak aterosklerotik, trombus, dan struktur stent. OCT intravaskular memiliki resolusi lebih tinggi dibanding metode pencitraan lain seperti IVUS (Intravascular Ultrasound).
3. Dermatologi
OCT juga dapat digunakan untuk menganalisis struktur lapisan kulit. Hal ini berguna dalam mendeteksi tumor kulit, kerusakan akibat sinar UV, dan perubahan epidermal.
4. Onkologi dan Gastroenterologi
Dalam bidang onkologi dan gastroenterologi, OCT digunakan untuk mengevaluasi jaringan saluran pencernaan dan mendeteksi neoplasma atau perubahan prakeanker.
📚 Baca Juga
Keunggulan Optical Coherence Tomography
- Non-invasif: Tidak memerlukan sayatan atau alat masuk ke dalam tubuh.
- Akurasi Tinggi: Menyediakan resolusi gambar hingga 1-15 mikron.
- Real-Time: Hasil dapat diperoleh dalam waktu singkat, memungkinkan diagnosis cepat.
- Aman: Menggunakan cahaya, bukan radiasi ionisasi.
Menurut Journal of Biomedical Optics , “OCT memungkinkan pencitraan histologis in vivo tanpa perlu biopsi atau pewarnaan jaringan”.
Kekurangan dan Batasan OCT
- Terbatas pada jaringan tembus cahaya: OCT efektif hanya untuk jaringan yang tidak terlalu padat atau buram.
- Harga alat mahal: Investasi awal untuk alat OCT cukup tinggi.
- Perlu operator terlatih: Membutuhkan keahlian khusus untuk pengoperasian dan interpretasi hasil.
Perkembangan Terkini dalam Teknologi OCT
Teknologi OCT terus berkembang, dari versi time-domain menjadi spectral-domain dan swept-source OCT. Peningkatan ini mempercepat akuisisi data dan meningkatkan resolusi gambar.
Salah satu inovasi mutakhir adalah OCT angiography (OCTA), yang memungkinkan visualisasi aliran darah mikro tanpa penggunaan pewarna kontras. Hal ini sangat membantu dalam deteksi dini gangguan vaskular retina.
OCT dalam Era Digital dan Telemedisin
Dengan kemajuan teknologi digital dan konektivitas internet, OCT kini dapat terintegrasi dengan sistem telemedisin. Beberapa model OCT bahkan dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu dalam analisis citra dan penyaringan awal.
Menurut laporan World Health Organization (WHO) , teknologi berbasis pencitraan seperti OCT berpotensi mengurangi beban sistem kesehatan di negara berkembang dengan mendeteksi penyakit secara dini.
Studi Kasus Penggunaan OCT
Studi Kasus 1: Degenerasi Makula
Seorang pasien lansia mengalami penurunan tajam penglihatan. Pemeriksaan funduskopi tidak menunjukkan kelainan yang jelas, namun OCT mengungkapkan adanya neovaskularisasi subretina. Dengan intervensi cepat, kondisi dapat ditangani sebelum berkembang lebih parah.
Studi Kasus 2: Penyakit Jantung Koroner
Seorang pasien dengan nyeri dada menjalani kateterisasi jantung. OCT digunakan untuk mengevaluasi stent sebelumnya dan ditemukan adanya trombus baru. Intervensi lanjutan dilakukan dengan presisi tinggi berkat pencitraan OCT.
Masa Depan Optical Coherence Tomography
Pengembangan teknologi pencitraan berbasis OCT kemungkinan besar akan terus meningkat dalam dekade mendatang. Integrasi dengan AI, miniaturisasi perangkat, serta harga yang lebih terjangkau akan membuka akses yang lebih luas, termasuk untuk klinik-klinik kecil di daerah terpencil.
Selain itu, kolaborasi antara ilmuwan komputer dan dokter membuka potensi analisis big data dari hasil OCT untuk riset dan pengembangan terapi baru.
Kesimpulan
Optical Coherence Tomography (OCT) merupakan salah satu terobosan besar dalam teknologi pencitraan medis. Dengan kemampuan memberikan gambaran detail jaringan tubuh secara non-invasif, OCT menjadi alat vital dalam diagnosis dan pemantauan berbagai penyakit, khususnya pada bidang oftalmologi. Ke depan, OCT diperkirakan akan menjadi bagian penting dari sistem layanan kesehatan modern, berkat integrasinya dengan AI dan telemedisin.
Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Dr. Eric A. Swanson, salah satu pelopor OCT, “Teknologi ini memungkinkan kita melihat jaringan hidup dengan cara yang sebelumnya hanya mungkin melalui mikroskop di laboratorium”.