Panic Attack Adalah: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Pernah tiba-tiba jantung berdebar sangat kencang, napas terasa pendek, badan gemetar, dan muncul rasa takut yang luar biasa tanpa alasan yang jelas? Banyak orang langsung berpikir mereka sedang terkena serangan jantung, padahal bisa jadi itu adalah panic attack.
Panic attack adalah kondisi yang cukup sering terjadi, tetapi masih banyak disalahpahami. Ada yang menganggapnya sekadar “kurang kuat mental”, ada juga yang mengira hanya drama berlebihan. Padahal, panic attack adalah kondisi nyata yang bisa dialami siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap dan santai tentang panic attack: mulai dari pengertiannya, penyebab, gejala, perbedaannya dengan gangguan kecemasan lain, hingga cara mengatasinya dengan tepat. Artikel ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan ramah untuk semua pembaca.
Apa Itu Panic Attack?
Panic attack adalah episode kecemasan intens yang muncul secara tiba-tiba dan memuncak dalam waktu singkat, biasanya dalam hitungan menit. Saat panic attack terjadi, tubuh bereaksi seolah-olah sedang menghadapi bahaya besar, padahal sebenarnya tidak ada ancaman nyata.
Reaksi ini muncul karena sistem saraf tubuh masuk ke mode “fight or flight” (lawan atau lari). Akibatnya, tubuh melepaskan hormon stres seperti adrenalin secara berlebihan.
Yang membuat panic attack terasa menakutkan adalah intensitasnya. Rasa takut yang muncul bisa sangat kuat hingga membuat penderitanya merasa akan pingsan, kehilangan kendali, bahkan merasa seperti akan meninggal.
Penting untuk dipahami: panic attack bukan penyakit jantung, bukan gangguan fisik berbahaya, dan bukan tanda kelemahan pribadi. Ini adalah respons psikologis dan fisiologis yang bisa dijelaskan secara ilmiah.
Seberapa Umum Panic Attack Terjadi?
Panic attack termasuk kondisi yang cukup umum. Banyak orang mengalami setidaknya satu kali panic attack dalam hidupnya, terutama saat berada di bawah tekanan berat.
Namun, tidak semua orang yang pernah mengalami panic attack memiliki gangguan panik. Panic attack bisa muncul sebagai kejadian tunggal, atau menjadi bagian dari kondisi lain seperti:
- Gangguan panik (panic disorder)
- Gangguan kecemasan umum
- Depresi
- PTSD (post-traumatic stress disorder)
Artinya, mengalami panic attack sekali atau dua kali tidak otomatis berarti kamu memiliki gangguan mental serius.
Penyebab Panic Attack
Penyebab panic attack bisa berbeda-beda pada setiap orang. Dalam banyak kasus, panic attack muncul akibat kombinasi beberapa faktor berikut:
1. Stres Berlebihan
Tekanan hidup seperti masalah pekerjaan, keuangan, hubungan, atau kehilangan orang tercinta dapat memicu panic attack. Tubuh yang terus-menerus berada dalam kondisi stres lebih rentan mengalami ledakan kecemasan.
2. Faktor Psikologis
Orang dengan kepribadian perfeksionis, mudah cemas, atau terlalu sering overthinking cenderung lebih berisiko mengalami panic attack.
3. Trauma Masa Lalu
Pengalaman traumatis seperti kecelakaan, kekerasan, atau peristiwa menakutkan lainnya bisa meninggalkan jejak psikologis yang memicu panic attack di kemudian hari.
4. Faktor Biologis
Ketidakseimbangan zat kimia di otak, terutama yang mengatur suasana hati dan kecemasan, juga berperan dalam munculnya panic attack.
5. Konsumsi Kafein dan Zat Tertentu
Kopi berlebihan, minuman energi, alkohol, atau obat-obatan tertentu dapat memperburuk kecemasan dan memicu panic attack.
Gejala Panic Attack
Gejala panic attack bisa sangat bervariasi, tetapi umumnya muncul secara tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam 10–15 menit.
Gejala Fisik
Beberapa gejala fisik yang sering muncul antara lain:
- Jantung berdebar kencang
- Napas pendek atau terasa sesak
- Keringat berlebihan
- Gemetar atau tubuh terasa lemas
- Pusing atau kepala terasa ringan
- Mual atau sakit perut
- Dada terasa nyeri atau tertekan
Gejala Psikologis
Selain fisik, panic attack juga menimbulkan gejala mental, seperti:
- Rasa takut yang intens tanpa sebab jelas
- Takut kehilangan kendali
- Takut pingsan atau meninggal
- Perasaan tidak nyata (derealization)
- Merasa terlepas dari diri sendiri (depersonalization)
Kombinasi gejala inilah yang sering membuat panic attack terasa sangat menakutkan.
📚 Baca Juga
- Patogen: Musuh Tak Terlihat dalam Dunia Kesehatan
- Produk AFC Life Science yang Membantu Penyembuhan Melanoma: Pendekatan Ilmiah dan Alami
- Bagaimana SOP Subarashi AFC Life Science Menetralisir Penyakit Hipertensi?
- Ablasi Kateter: Solusi Efektif untuk Gangguan Irama Jantung
- Ipratropium Bromida: Obat Bronkodilator untuk Gangguan Pernapasan
Berapa Lama Panic Attack Berlangsung?
Sebagian besar panic attack berlangsung antara 5 hingga 30 menit. Meski terasa sangat lama dan menyiksa, panic attack tidak berlangsung selamanya.
Setelah serangan mereda, biasanya muncul rasa lelah, lemas, atau kosong secara emosional. Ini wajar karena tubuh baru saja melewati lonjakan adrenalin yang besar.
Perbedaan Panic Attack dan Anxiety Attack
Banyak orang masih bingung membedakan panic attack dan anxiety attack. Meski mirip, keduanya tidak sepenuhnya sama.
Panic attack:
- Datang tiba-tiba
- Intensitas sangat tinggi
- Sering tanpa pemicu yang jelas
- Durasi relatif singkat
Anxiety attack:
- Berkembang secara bertahap
- Biasanya dipicu oleh kekhawatiran tertentu
- Intensitas bisa naik turun
- Bisa berlangsung lebih lama
Memahami perbedaannya membantu kita mengenali kondisi yang sedang dialami.
Panic Disorder vs Panic Attack
Panic attack adalah kejadian, sedangkan panic disorder adalah gangguan psikologis.
Seseorang dikatakan mengalami panic disorder jika:
- Mengalami panic attack berulang
- Terus-menerus takut akan serangan berikutnya
- Mengubah perilaku karena takut panic attack (misalnya menghindari tempat tertentu)
Tidak semua orang yang mengalami panic attack memiliki panic disorder.
Cara Mengatasi Panic Attack Saat Terjadi
Saat panic attack menyerang, ada beberapa langkah yang bisa membantu meredakannya:
1. Atur Pernapasan
Tarik napas perlahan melalui hidung, tahan beberapa detik, lalu hembuskan lewat mulut. Fokus pada ritme napas dapat menenangkan sistem saraf.
2. Ingatkan Diri Sendiri
Ucapkan dalam hati: “Ini hanya panic attack. Tidak berbahaya. Ini akan berlalu.”
3. Fokus pada Sekitar
Gunakan teknik grounding, misalnya menyebutkan 5 benda yang kamu lihat, 4 hal yang kamu sentuh, dan seterusnya.
4. Jangan Melawan Gejala
Semakin dilawan, panic attack sering kali terasa lebih kuat. Cobalah menerima sensasi yang ada sambil tetap bernapas tenang.
Cara Mencegah Panic Attack Datang Kembali
Untuk jangka panjang, beberapa langkah berikut bisa membantu mencegah panic attack:
- Mengelola stres dengan baik
- Tidur cukup dan teratur
- Mengurangi konsumsi kafein
- Berolahraga secara rutin
- Melatih relaksasi atau meditasi
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Jika panic attack sering terjadi, mengganggu aktivitas sehari-hari, atau membuat kualitas hidup menurun, sebaiknya segera mencari bantuan profesional.
Psikolog atau psikiater dapat membantu melalui terapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), atau jika perlu, pemberian obat sesuai kondisi.
Hidup dengan Panic Attack
Hidup dengan panic attack memang tidak mudah, tetapi sangat mungkin untuk dikendalikan. Banyak orang berhasil menjalani hidup normal setelah memahami kondisinya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Yang terpenting adalah menyadari bahwa kamu tidak sendirian dan kondisi ini bisa ditangani.
Kesimpulan
Panic attack adalah respons kecemasan ekstrem yang muncul tiba-tiba dan terasa sangat menakutkan, tetapi tidak berbahaya secara fisik. Dengan pemahaman yang tepat, teknik penanganan yang benar, dan dukungan yang sesuai, panic attack bisa dikendalikan dengan baik.
Semakin kita mengenal apa itu panic attack, semakin kecil rasa takut yang menyertainya. Edukasi adalah langkah awal menuju pemulihan.