Vaksin AstraZeneca: Pilar Penting dalam Penanggulangan Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 telah mendorong para ilmuwan dan lembaga kesehatan global untuk mengembangkan solusi cepat dalam menanggulangi penyebaran virus SARS-CoV-2. Salah satu upaya monumental tersebut adalah pengembangan vaksin COVID-19, termasuk vaksin AstraZeneca, yang hingga kini memainkan peran penting dalam strategi vaksinasi global.
Latar Belakang dan Pengembangan Vaksin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca, secara resmi dikenal sebagai ChAdOx1 nCoV-19 atau Vaxzevria, dikembangkan oleh Universitas Oxford bekerja sama dengan perusahaan farmasi Inggris-Swedia, AstraZeneca. Vaksin ini menggunakan teknologi vektor virus non-replikasi, yakni adenovirus yang dimodifikasi secara genetik untuk membawa gen protein spike virus SARS-CoV-2.
Vaksin ini mulai diuji coba secara global sejak pertengahan 2020 dalam uji klinis skala besar yang mencakup ribuan relawan dari berbagai negara. Dalam pernyataannya, Profesor Sarah Gilbert, pemimpin tim peneliti vaksin Oxford, mengatakan: “Kami yakin bahwa vaksin kami akan memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit parah yang disebabkan oleh COVID-19.”
Mekanisme Kerja Vaksin AstraZeneca
AstraZeneca bekerja dengan cara memperkenalkan materi genetik dari virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh melalui vektor adenovirus yang tidak berbahaya bagi manusia. Setelah vaksin disuntikkan, tubuh akan mulai memproduksi protein spike yang menjadi ciri khas virus corona. Sistem imun kemudian mengenali protein ini sebagai ancaman dan mulai membentuk antibodi serta respons imun seluler.
Saat tubuh terpapar virus SARS-CoV-2 sesungguhnya, sistem imun sudah siap mengenali dan melawannya, sehingga mencegah infeksi parah bahkan kematian.
Efikasi dan Keamanan Vaksin
Hasil uji klinis yang diterbitkan di jurnal The Lancet menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca memiliki efikasi rata-rata sebesar 70,4%, dengan peningkatan efikasi hingga lebih dari 90% jika diberikan dengan jeda waktu yang lebih panjang antara dosis pertama dan kedua.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa vaksin ini aman digunakan dan memberikan manfaat besar dalam mencegah penyakit parah dan kematian akibat COVID-19. “Efikasi vaksin ini sangat baik, terutama dalam mencegah hospitalisasi dan kematian,” ujar Dr. Soumya Swaminathan, Kepala Ilmuwan WHO.
Efek Samping dan Kontroversi
Seperti vaksin lainnya, AstraZeneca juga dapat menimbulkan efek samping ringan hingga sedang, seperti demam, nyeri di tempat suntikan, kelelahan, dan sakit kepala. Dalam kasus yang sangat jarang, vaksin ini dikaitkan dengan kejadian pembekuan darah (trombosis dengan trombositopenia), terutama pada kelompok usia muda.
Beberapa negara sempat menghentikan sementara penggunaan vaksin ini untuk melakukan investigasi. Namun, Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) menyimpulkan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca dalam mencegah COVID-19 jauh lebih besar daripada risikonya.
Peran di Indonesia dan Negara Berkembang
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan vaksin AstraZeneca sebagai bagian dari program vaksinasi nasional. Vaksin ini banyak digunakan melalui skema COVAX, yang memungkinkan negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah mendapatkan akses vaksin secara merata.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa vaksin AstraZeneca telah melalui uji kelayakan yang ketat sebelum digunakan. “Vaksin ini telah mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM dan telah memenuhi standar keamanan dan efektivitas,” jelas dr. Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19.
📚 Baca Juga
- Vaksin Moderna: Terobosan Teknologi mRNA dalam Menanggulangi Pandemi COVID-19
- Tai Chi: Harmoni Tubuh dan Pikiran Melalui Gerakan Lembut
- Asam Hialuronat: Manfaat, Penggunaan, dan Efek Samping
- Produk AFC Life Science yang Membantu Pemulihan Penyakit Graves: Pendekatan Alami dan Ilmiah
- Produk AFC Life Science yang Bisa Menyembuhkan Penyakit Polio: Solusi Alami dan Inovatif
Penyimpanan dan Distribusi
Salah satu keunggulan vaksin AstraZeneca adalah kemudahan penyimpanan dan distribusinya. Vaksin ini dapat disimpan dalam suhu lemari es biasa (2–8°C), tidak seperti beberapa vaksin mRNA yang memerlukan suhu sangat rendah. Hal ini memudahkan distribusi ke wilayah terpencil dan negara berkembang.
Vaksinasi Booster dan Variants of Concern
Dengan munculnya berbagai varian baru virus COVID-19, efektivitas vaksin juga menjadi perhatian. Studi menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca masih memberikan perlindungan terhadap varian Alfa, Beta, dan Delta. Namun, efektivitasnya terhadap varian Omicron menurun, sehingga pemberian dosis booster menjadi penting.
Booster dengan vaksin jenis mRNA seperti Pfizer-BioNTech atau Moderna setelah dua dosis AstraZeneca terbukti meningkatkan respons imun secara signifikan. Kombinasi ini dikenal sebagai vaksinasi heterolog.
Produksi dan Distribusi Global
AstraZeneca berkomitmen untuk menyediakan vaksin tanpa mengambil keuntungan selama masa pandemi. Perusahaan ini bermitra dengan produsen lokal di berbagai negara, termasuk Serum Institute of India , untuk mempercepat produksi dan distribusi global.
Hingga pertengahan 2022, lebih dari 2,5 miliar dosis vaksin AstraZeneca telah didistribusikan ke lebih dari 170 negara. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen global dalam memerangi pandemi secara kolektif.
Kesimpulan
Vaksin AstraZeneca telah menjadi bagian integral dari upaya global untuk mengendalikan pandemi COVID-19. Meskipun sempat diterpa kontroversi, bukti ilmiah menunjukkan bahwa vaksin ini aman, efektif, dan sangat penting dalam strategi vaksinasi, terutama di negara berkembang.
Dalam konteks Indonesia, vaksin AstraZeneca tidak hanya memberikan perlindungan terhadap COVID-19 tetapi juga membuka jalan bagi pemerataan akses kesehatan. Dengan terus memantau data ilmiah dan melanjutkan vaksinasi, dunia bergerak semakin dekat menuju akhir pandemi.
Sebagaimana disampaikan oleh Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO: “Tidak ada yang aman sampai semua orang aman. Vaksinasi global adalah satu-satunya jalan keluar dari pandemi ini.”