Di Publikasikan: 02 Juli 2025 Ditulis Oleh: Admin - Tim Edukasi Kesehatan AFC Life Science

Vaksin Pfizer-BioNTech: Inovasi mRNA dalam Perang Melawan COVID-19

Vaksin Pfizer-BioNTech: Inovasi mRNA dalam Perang Melawan COVID-19

Pandemi COVID-19 yang dimulai pada akhir tahun 2019 telah mendorong percepatan pengembangan vaksin secara global. Salah satu pencapaian paling signifikan adalah vaksin Pfizer-BioNTech, yang menjadi vaksin COVID-19 pertama yang mendapat otorisasi penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada Desember 2020. Vaksin ini dikembangkan melalui kolaborasi antara perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer Inc., dan perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech SE.

Teknologi mRNA: Dasar Pengembangan Vaksin Pfizer-BioNTech

Vaksin Pfizer-BioNTech (dikenal juga sebagai BNT162b2 atau Comirnaty) menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA), suatu pendekatan revolusioner dalam dunia vaksinasi. Tidak seperti vaksin tradisional yang menggunakan virus yang dilemahkan atau dimatikan, vaksin mRNA bekerja dengan menginstruksikan sel tubuh manusia untuk memproduksi protein spike dari virus SARS-CoV-2, yang kemudian memicu respons imun tubuh tanpa menyebabkan penyakit.

Menurut Dr. Ugur Sahin, CEO BioNTech, “Platform mRNA memungkinkan kita untuk merancang vaksin dengan sangat cepat dan efisien, menyesuaikan diri terhadap patogen baru yang muncul di masa depan.”

Proses Pengembangan dan Uji Klinis

Pengembangan vaksin Pfizer-BioNTech mengikuti standar ilmiah yang ketat, melalui beberapa fase uji klinis:

  • Fase 1/2: Melibatkan beberapa ratus peserta untuk mengevaluasi keamanan awal dan respons imun.
  • Fase 3: Melibatkan lebih dari 43.000 peserta dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Jerman, Turki, Brasil, dan Afrika Selatan. Hasil menunjukkan efikasi sebesar 95% dalam mencegah infeksi COVID-19 dengan gejala.

Dalam laporan resmi FDA, disebutkan bahwa “Vaksin Pfizer-BioNTech menunjukkan profil keamanan yang baik dan memberikan perlindungan substansial terhadap COVID-19, termasuk pada kelompok usia lanjut.”

Persetujuan dan Distribusi Global

Vaksin ini memperoleh persetujuan darurat dari sejumlah badan regulasi di dunia, seperti FDA (Amerika Serikat), EMA (Uni Eropa), MHRA (Inggris), dan BPOM (Indonesia). Distribusi dilakukan secara besar-besaran, meskipun memerlukan rantai penyimpanan ultra dingin pada suhu -70°C, yang menjadi tantangan logistik tersendiri, khususnya di negara-negara berkembang.

Di Indonesia, vaksin Pfizer-BioNTech mulai digunakan pada pertengahan tahun 2021. Menurut Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI, “Vaksin Pfizer menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat, khususnya mereka yang memiliki komorbid atau membutuhkan vaksin non-virus hidup.”

Efikasi dan Perlindungan terhadap Varian Baru

Seiring waktu, virus SARS-CoV-2 mengalami mutasi, menghasilkan berbagai varian seperti Delta, Omicron, dan subvarian lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Pfizer masih memberikan perlindungan terhadap varian-varian ini, terutama dalam mencegah gejala berat dan rawat inap. Namun, efektivitas terhadap infeksi ringan cenderung menurun, sehingga booster menjadi sangat dianjurkan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan, “Dosis booster dari vaksin mRNA meningkatkan antibodi secara signifikan, memperkuat perlindungan terhadap varian baru.”

Keamanan dan Efek Samping

Sebagian besar efek samping vaksin Pfizer-BioNTech bersifat ringan hingga sedang, seperti nyeri di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, dan demam. Efek ini biasanya hilang dalam 1-3 hari. Efek samping yang serius seperti miokarditis dan reaksi alergi anafilaksis sangat jarang, dan telah dimitigasi melalui panduan medis serta observasi pasca vaksinasi.

WHO menyatakan dalam evaluasinya bahwa “Vaksin Pfizer-BioNTech telah terbukti sangat aman dengan profil risiko yang dapat diterima pada berbagai kelompok usia.”

Peran dalam Program Vaksinasi Indonesia

Pemerintah Indonesia menjadikan vaksin Pfizer-BioNTech sebagai salah satu komponen penting dalam program vaksinasi nasional. Vaksin ini digunakan untuk vaksinasi primer dan booster, termasuk pada kelompok usia remaja, dewasa, dan lansia. Hingga pertengahan 2025, jutaan dosis telah disuntikkan, mempercepat pencapaian kekebalan komunitas (herd immunity).

Menurut data Kementerian Kesehatan RI , “Vaksinasi dengan Pfizer telah mencakup lebih dari 25% dari total dosis yang disuntikkan di wilayah perkotaan.”

Tantangan dan Inovasi Selanjutnya

Meskipun keberhasilan besar telah dicapai, tantangan tetap ada, termasuk distribusi ke daerah terpencil, penanganan hoaks seputar vaksin, dan kebutuhan terhadap vaksin generasi baru yang dapat melawan semua varian. Pfizer dan BioNTech terus melakukan riset untuk menghasilkan versi vaksin yang lebih tahan terhadap mutasi dan dengan masa perlindungan lebih lama.

Dr. Albert Bourla, CEO Pfizer, menyatakan, “Kami berkomitmen untuk mengembangkan vaksin yang adaptif terhadap evolusi virus, serta memperluas akses global melalui kemitraan strategis.”

Penutup

Vaksin Pfizer-BioNTech merupakan tonggak penting dalam sejarah imunisasi modern. Dengan teknologi mRNA yang inovatif, efikasi tinggi, dan profil keamanan yang kuat, vaksin ini telah menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia. Di tengah tantangan pandemi yang terus berkembang, keberadaan vaksin seperti Pfizer-BioNTech tetap menjadi senjata utama dalam upaya global melawan COVID-19.

Vaksinasi bukan hanya perlindungan individu, tetapi juga kontribusi terhadap kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Dengan informasi yang akurat dan dukungan dari semua pihak, dunia semakin dekat untuk mengakhiri pandemi COVID-19 secara tuntas.

Share Artikel